Mengapa Kh. Akhmad Dahlan layak disebut sebagai Sang Pencerah, atau kafir menurut orang-orang sekitarnya waktu itu, inilah beberapa alasannya:
1. Ahmad Dahlan dianggap sebagai Kyai palsu karena membawa pemikiran pembaharu Islam. Pada kesempatan pertama dia menjadi khatib masjid, dia menyindir kebiasaan penduduk kampung Kauman, katanya,"Dalam berdoa itu Cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu Kyai, ketip apalagi sesajen" padahal disitu ada Sultan juga.
2. Dianggap menyebarkan agama baru, karena menggunakan media biola dalam mengajar, itulah sebuah taktik dan strategi seni dalam mengajar.
3. Mengajar di sekolah Belanda dan membangun sekolah sendiri di rumah dengan murid-murid duduk dikursi seperti sekolah Belanda. Keluar dari pakem bahwa murid harus bersila di lantai.
4. Organisatoris, bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang kebanyakan tokoh priyayi.
5. Karena dia bersandal, bersepatu dan berminyak wangi.
6. Alasan yang paling utama adalah merubah arah kiblat masjid, padahal selama ini arah kiblat lurus ke barat, sejajar dengan keraton yang dianggap sebagai pancar bumi. Kompas dan peta bumi jadi bekal untuk mengukur akurasi arah kiblat dengan menarik garis lurus dari jawa ke Mekkah.
Ya, inti Pencerahan dalam film ini ada pada masalah kiblat masjid tersebut. Tuduhan kafir sampai langgar kidul dirobohkan menjadi klimak cerita dalam film ini. Sampai sempat memutuskan untuk hijrah sebelum dikuatkan oleh istri dan saudaranya untuk tetap bertahan dan berdakwah.
Cerita berulang kembali dengan semangat baru, Ahmad Dahlan mulai membangun dan menghidupkan kembali pengajian di langgarnya, menyantuni orang-orang miskin di alun-alun, berkhotbah tentang perkara pernikahan, tahlil, yasinan dan selamatan. Intinya memberikan kebebasan selama itu membawa kemaslahatan bagi umat.
Sampai bersusah payah merintis Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman. Ahmad Dahlan sendiri memproklamirkan diri sebagai President Muhammadiyah. Resistensi belum berakhir karena Kyai Penghulu menuduh Ahmad Dahlan ingin merebut jabatannya sebagai seorang Resident, sebuah jabatan yang dalam hirarki kolonial yang setara dengan Sultan.
Ending film sangat sederhana, tuduhan tersebut ada karena adanya salah tafsir dan provokasi lingkungan Kyai Penghulu. Sampai Kyai Penghulu menyadari kesalahannya dalam menafsirkan istilah President dan Resident. Sebuah istighfar terucap. Ahmad Dahlan bersama seluruh muridnya melakukan pawai bersama dengan jalan kaki, menutup film Sang Pencerah.
Kalian penasaran cerita keseluruhannya ???? Oleh sebab itu tontonlah Film ini ! semoga setelah anda menonton, dapat mengerti apa itu Muhammadiyah yang sebenarnya!!!!!! Kita harus Tahu sejarahnya donk!!!! (PW IPM Banten )
0 komentar:
Posting Komentar